SOLO - Keberadaan sumber daya manusia (SDM) di bidang perhotelan dinilai masih sangat minim. Menurut owner Victoria Hotel School (VHS) Dicky Sumarsono, jumlah tenaga kerja itu tidak seimbang dengan maraknya pembangunan hotel baru, tidak terkecuali di Solo.
Kondisi tersebut dikawatirkan akan memicu pembajakan tenaga profesional antar hotel.
"Kecenderungannya sudah mulai terlihat sepanjang tiga tahun terakhir ini," kata dia, usai penyampaian materi kuliah di Victoria Hotel School (VHS) di Hotel Agas Internasional Solo, Selasa (5/6).
Hingga lima tahun mendatang, kata dia, setidaknya ada 19 hotel baru yang akan dibangun di Solo. Sehingga diperkirakan butuh sekitar 1.200-an tenaga kerja. Jumlah tersebut belum ditambah dengan kebutuhan tenaga kerja hotel yang sudah ada saat ini. Padahal di Solo sendiri hanya ada enam sekolah atau lembaga pendidikan perhotelan.
Lantaran terbatas, akhirnya, banyak hotel yang terpaksa ambil tenaga dari luar kota. "Celakannya, banyak hotel yang membajak SDM hotel lain," jelas dia yang juga General Manager (GM) The Sunan Hotel Solo.
Pembajakan tenaga kerja perhotelan di suatu wilayah, lanjut dia, sudah pasti akan berdampak pada pertumbuhan industri perhotelan yang tidak baik atau menjadikan hotel itu stagnan. Dalam pembajakan itu, menurut dia, yang paling banyak adalah untuk posisi sales, marketing atau kitchen.
"Tenaga profesional hotel untuk ketiga bagian itu langka. Kalau sudah saling bajak, maka hotel yang bersangkutan tidak tidak akan memiliki nilai lebih ketimbang hotel lain karena SDM-nya cuma itu-itu saja," katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, dengan tingginya pertumbuhan hotel mestinya pemerintah melalui Kementerian Tenaga Kerja atau Dinas Tenaga Kerja di setiap daerah bisa memanfaatkan momentum tersebut untuk mengurangi angka pengangguran.
Sumber : suaramerdeka.com
No comments:
Post a Comment