Jakarta: Pemakaian bahan bakar minyak (BBM) untuk pembangkit listrik ditargetkan tinggal 5,76 juta kiloliter pada 2013. Angka tersebut turun 27 persen dibandingkan 2012 yang mencapai 7,31 juta kiloliter.
Menurut Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jarman, pemakaian BBM pembangkit tersebut akan menurunkan porsinya dalam bauran energi primer menjadi hanya 9,7 persen dibandingkan 2012 sebesar 13,83 persen.
"Kami bertekad terus menurunkan porsi BBM dalam bauran energi primer dan akan menjadi 9,7 persen di tahun depan," katanya di Jakarta, Ahad (3/6).
Volume BBM sebesar 5,76 juta kiloliter tersebut terdiri dari pemakaian oleh PT PLN (Persero) sebanyak 5,67 juta kiloliter dan sisanya pengembang swasta (independent power producer/IPP) 0,09 juta kiloliter.
Sementara itu, volume 7,31 juta kiloliter pada 2012 terdiri dari PLN 7,22 juta kiloliter dan IPP 0,09 juta kiloliter.
Menurut Jarman, porsi batu bara dalam bauran energi 2013 masih menjadi yang terbesar yakni 56,66 persen, disusul gas 22,12 persen, BBM 9,7 persen, air 6,19 persen, panas bumi 4,8 persen, biodiesel dan energi baru terbarukan lainnya 0,52 persen.
Posisi bauran energi primer pada 2012 adalah batu bara 51,4 persen, gas 23,18 persen, BBM 13,83 persen, air 6,29 persen, panas bumi 4,79 persen, dan biodiesel dan energi baru terbarukan lainnya 0,52 persen.
Ia juga mengatakan, pasokan gas dari terminal gas alam cair (LNG) terapung (floating storage and regasification unit/FSRU) di laut utara Jakarta yang memasok kebutuhan ke PLTGU Muara Karang, Jakarta Utara akan mencapai puncaknya pada sekitar 28-30 Juni 2012.
"Total gas yang masuk mencapai puncaknya sebesar 165 BBTUD (miliar british termal unit per hari) dan akan berlanjut pada 2013," katanya.
Sumber : Metrotvnews.com
No comments:
Post a Comment