Cappocadia: Indonesia selaiknya belajar tentang pengelolaan pariwisata ke Turki. Pasalnya, negara tersebut mampu menghasilkan devisa sebanyak US$23 miliar dari pariwisata pada 2011 lalu.
Angka tersebut sangatlah fantastik. Sebab kekayaan alam yang dimiliki Indonesia saja, hanya menghasilkam US$8,5 miliar pada 2011 lalu.
Total kunjungan wisatawan ke Turki mencapai 31,5 juta. Sementara, Indonesia hanya 7,7 juta. Karena itu, Turki masuk ke dalam 10 besar negara dengan kunjungan turis terbesar.
Lantas bagaimana Turki mengelola pariwisata? Kita semua tahu, Turki memiliki Istambul, Antalya, Danconia. Namun, Turki tak hanya mengandalkan tiga itu saja. Melainkan memanfaatkan satu tempat lain bernama Cappacodia.
Cappacodia berarti The Land of Beautiful Horses. Wilayah yang berada di Selatan Turki. Tempat tersebut tercatat pernah dikuasai sejumlah kerajaan. Sebut saja Persia, Macedonia dengan Alexander The Great, dan Romawi.
Kota tersebut berada di antara gunung-gunung berapi yang pernah meletus ribuan tahun lalu. Karenanya, tempat tersebut dikenal memiliki sedimentasi keunikan alam yang luar biasa. Seperti munculnya gua di atas perbukitan, yang dahulu menjadi tempat bersembunyi pengikut kristiani sebelum agama itu diakui.
Warga dan Pemerintah Turki pun sangat jeli memanfaatkan keunikan alam tersebut. Mereka membangun sistem pariwisata dengan mengeksplorasi keindahan Cappocadia di udara.
Tercatat, sebanyak 200 balon udara terbang setiap harinya untuk mengantar turis menikmati wilayah itu. Turis cukup membayar 100-170 Euro dan akan dibawa melayang menikmati keunikan alam selama satu hingga 1,5 jam.
Uniknya, para pilot balon udara akan memberikan medali sebagai tanda pernah menjelajahi Cappacodia dengan balon udara.
Cara seperti itu layak ditiru Indonesia. Sebab, potensi kekayaan negera ini layak untuk diekplorasi guna menggenjot pendapatan devisa.
Sumber : Metrotvnews.com
No comments:
Post a Comment