Menteri Keuangan Agus Martowardojo menilai tertekannya indeks harga saham gabungan (IHSG) lebih dikarenakan imbas gejolak pasar dunia yang tengah terjadi. Yang terpenting dalam kondisi gejolak saat ini adalah menjaga ketahanan ekonomi di tengah krisis dunia.
"Ini sepenuhnya gejolak pasar dunia bahwa hari Jumat yang lalu pasar di negara-negara barat jatuh dan hari ini kita jatuh agak dalam," ujar Agus di Gedung DPR Jakarta, Senin 4 Juni 2012.
Agus optimis fenomena ini hanya sementara. Yang penting, pasar modal tetap dijaga agar transparan dan memiliki disiplin tinggi. Optimisme itu didasari oleh persepsi pasar yang baik di Indonesia. Terlebih setelah peringkat Investment Grade saat ini.
Seperti diketahui sejak akhir Mei, bursa berada di teritori negatif. Bahkan hari ini, pada sesi pertama, IHSG sudah rontok 121,3 poin (3,19 persen) ke posisi 3.678,41.
Level tersebut merupakan posisi IHSG terendah kedua sejak 29 November 2011 yang berada di kisaran 3.687. Jika dibandingkan dengan rekor tertinggi IHSG sepanjang sejarah di posisi 4.224 yang tercatat pada 3 Mei 2012, indeks saham RI sudah terjungkal 545,58 poin (14,8 persen).
Posisi ini merupakan level terendah pertama sejak IHSG bertengger di rekor tertinggi sepanjang sejarah 4.224 pada awal Mei tahun ini. Indeks saham bursa pun akhirnya kembali terhempas di awal Juni setelah turun 33 poin ke bawah level 3.800.
Indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia akhirnya ditutup terkoreksi 145,18 poin atau 3,83 persen ke level 3.654,58. Indeks bahkan sempat melemah hingga ke posisi 3.635,28.
Sebelumnya, penurunan IHSG lebih dalam pernah terjadi pada 3 Oktober 2011, setelah indeks terjungkal hingga 200,32 poin atau 5,64 persen menjadi 3.348,70. Bahkan, pada 22 September 2011, IHSG pernah terpangkas 328,35 poin atau 8,88 persen ke level 3.369,14.
Sumber : VIVAnews
No comments:
Post a Comment