Thursday, June 7, 2012

Percaya Investasi 'Bodong', Masyarakat Rela Gadaikan SK Persiun

Jakarta - Koperasi Langit Biru menjadi buah bibir masyarakat, karena dugaan penipuan investasi. Tidak tanggung-tanggung, ratusan ribu anggota berhasil didapat Ustad Haji Jaya Komara.

Kasus KLB hanya gambaran kecil skema ponzi atau gali lubang tutup lubang yang sudah marak terjadi. Manajemen lembaga keuangan macam ini, biasa menjanjikan keuntungan tinggi, bahkan diluar nalar. Karena percaya, anggota rela menjual SK Pensiun atau harga berharga satu-satunya untuk ditempatkan dalam 'pusaran' investasi palsu ini.

Ini jadi salah satu temuan Satuan Kerja (Satgas) Penanganan Dugaan Tindakan Melawan Hukum di Bidang Pengelolaan Investasi di tengah masyarakat.

"Itu yang terjadi. KLB kalau ditelisik, yang sudah masuk uang pensiunan. SK digadaikan, utang di bank. Uang ditaruh di jenis investasi ini, karena ada (janji) seliisih yang cukup besar," kata Ketua Satgas Waspada Investasi, Sarjito di kantornya, Jumat (7/6/2012).

Temuan lain, bahkan anggota rela menjual sawah sebagai harga satu-satunya atau bahkan menjual truk yang biasa digunakan untuk operasional usaha.

Kemauan masyarakat berinvestasi model 'Koperasi Langit Biru', menurut Sarjito, didorong oleh contoh (yang seolah nyata) dari kesukesan kerabat atau rekan-rekan yang sudah lebih dulu bergaung. Nyatanya, skema ponzi yang dijalankan manajemen adalah membayar keuntungan anggota dari hasil penempatan dana anggota lainnya.

"Kembali saya tekankan, rasionalitas mereka tertutup oleh janji-janji yang sudah ada. Justru proses penguatannya terjadi. Ada saudara telah ikut dan oke-oke saja. Tetangga juga. Ada social betterment, economic betterment. Bukti mereka lebih layak," jelasnya.

Contoh lain, salah satu anggota Money Game di daerah mengaku sangat yakin akan investasinya. "Pak, saya sudah ganti empat mobil dengan ikut proyek ini," ucapan si anggota yang Sarjito tirukan.

"Itu kan yang dilakukan untuk meyakinkan pihak lain. Kenapa nggak ikut? Dia sudah sukses," papar Sarjito.

Namun, kalkulasinya tidak semudah itu. Tetap saja Ponzi adalah memainkan uang anggota tanpa ada hasil usaha yang nyata. Masyarakat harus berhati-hati. Jika ragu, segera laporkan kepada Satgas.

"Dengan Ponzi, investor yang pertama dan berikutnya dibayar oleh yang berikutnya, berikutnya. Numpuk terus dan lama-lama ada miss match, karena uang ini dikelola untuk nikmati keuntungan yang lebih besar kepada nasabah," tegasnya.

"Ketika kewajiban kepada nasabah lama makin banyak, sementara nasabah baru tidak banyak, pasti mulai kolaps. Semua seperti itu. Banyak kasus," pungkasnya.

Sumber : detik.com

No comments:

Post a Comment