Jakarta - Direktur Utama PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) telah berganti. Ambono Janurianto dipercaya melanjutkan kinerja manajemen sebelumnya yang dipimpin Hiramsyah S. Thaib.
Ambono bukan orang asing di Bakrie. Ia sejak tahun 2000 menjabat Direktur Utama PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk (UNSP). Sebagai Dirut baru ELTY, Ambono mengaku akan lebih banyak 'jualan'.
"Perkebunan dengan properti jelas beda. Akan lebih banyak ketemuan (dengan wartawan)," kata Ambono di Apartemen Rasuna, Jakarta, Kamis (7/6/2012).
Menurutnya, bisnis kebun tidak perlu banyak bicara. Setiap hari akan selalu datang calon-calon pembeli kelapa sawit dan karet atau hasil olahan turunnya.
UNSP juga tidak perlu pusing mematok harga komoditinya, karena seluruh harga terbentuk di pasar internasional. "Kalau mau beli, ini harga di pasar sekarang segini. Mau nggak? Kalau nggak besok juga ada pembeli lain yang datang," tambahnya.
Sedangkan industri properti adalah menciptakan pencitraan, hingga perlu sering berdialog dengan masyarakat seperti melalui media massa.
"Kalau di kebun, karyawan inti sedikit. Banyak non-inti. Kalau properti kayawannya banyak dan pintar," jelasnya.
"Memang ini sangat generik, namun saya ditinggali sesuatu yang baik. Dan Insya Allah akan lebih baik lagi. Ada strategi jangka panjang yang sudah dimiliki Bakrieland. Akan ada percepatan pertumbuhan, atau lainnya berupa taktik," tegas Ambono.
Lalu bagaimana dengan Hiramsyah?
Setelah 15 tahun berkarir di Bakrieland, Hiramsyah kembali mendapat tantangan mengelola perusahaan kawasan industri terintegrasi, masih dalam lingkaran Bakrie.
Melalui PT Bakrie Eko Investa, Hiramsyah siap menghadirkan lima kawasan industri baru. Diprediksi nilai aset kawasan industri grup Bakrie mencapai trilinan rupiah.
Bisnis kawasan industri layaknya properti yang membutuhkan tenaga profesional dalam pengelolaanya. Kalimat ini yang menjadi pedoman grup Bakrie, hingga menempatkan Hiramsyah menjadi CEO di PT Bakrie Eko Investa.
"Karena track record saya di properti, hingga ini perlu dalam pengembangan kawasan. Properti filosofinya seperti pembangunan kawasan juga dan terintegrasi," ucap Hiramsyah.
Tantangan ini akan ia jawab, dengan pendirian Trans Kalimantan Economic Zone, kawasan industri yang terletak di Kalimantan Timur. Kawasan ini akan lebih fokus pada bisnis hulu, terkait industri tambang yang sudah jauh lebih dulu aktif.
"Di lima lokasi ini, upstream (hulu) dan downstream. Ada di Kalimantan, Sumatera, dan Indonesia Timur. Ada juga dua di Jawa Barat dan Jawa Timur. Kalau di Jawa downstream," katanya.
Namun ia enggan menjelaskan lebih rinci terkait perencanaan bisnis baru grup Bakrie ini. "Yang jelas yang pertama ada di Kaltim karena kita lihat di sana punya potensi. Yang lainnya belum bisa disebutkan karena legalnya sedang diurus," tegas Hiramsyah.
Sumber : detik.com
No comments:
Post a Comment