Jakarta - Di tengah krisis Eropa dan Amerika Serikat yang berkepanjangan, ASEAN akan meningkatkan kerjasama dengan Negara Amerika Latin dan Karibia. Pasalnya kedua negara itu memiliki potensi besar untuk dijadikan pasar baru untuk produk hasil negara-negara ASEAN.
Demikian disampaikan Direktur Jenderal Kerjasama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Iman Pambagyo saat ditemui di kantornya, Jalan MI Ridwan Rais, Jakarta, Kamis (14/6/2012).
"Perekonomian dunia masih dalam ketidakpastian dan itu akan berlangsung lama, negara-negara seperti ASEAN, Amerika Latin, dan Karibia, bertekad untuk terus menggali potensi perdagangan dan investasi di kedua kawasan tersebut sehingga kita akan menggelar acara yang bernama ASEAN Latin Business Forum 2012," ujarnya.
Iman menyebutkan Kemendag mencatat nilai perdagangan baik ASEAN maupun Indonesia ke kedua kawasan tersebut masih sangat kecil. Untuk tahun 2010, negara-negara ASEAN mengeskpor produk ke Amerika Latin dan Karibia senilai US$ 27,5 miliar dan mengimpor produk dari kedua kawasan ini senilai US$ 21,04 miliar. Untuk Indonesia sendiri, lanjutnya, ekspor ke kedua kawasan itu pada tahun 2011 tercatat US$ 32,92 miliar, sementara impor senilai US$ 4,63 miliar.
"Impor Indonesia didominasi oleh produk pakan ternak, sisa industri makanan, gula dan produknya, sereal serta besi baja, sedangkan untuk ekspor, produknya adalah mie instan, karet, kopi, rempah-rempah dan bumbu jadi," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Anton Supit mendukung upaya pemerintah dalam diversifikasi pasar ini.
"Kita punya hak yang sama untuk memanfaatkan pasar orang lain, kita tidak boleh berdiam diri begitu saja dan kita harus manfaatkan ekonomi Eropa yang sedang lemah untuk mencari pasar baru," tegasnya.
Anton menilai kopi merupakan komoditas yang bisa dipasarkan ke kawasan itu. Meskipun salah satu negara di kawasan Amerika Latin, yakni Brasil merupakan negara penghasil kopi, tapi dia yakin kopi asal Indonesia tidak akan kalah bersaing dengan kopi asal negeri Samba tersebut.
"Bukan tidak mungkin kopi menjadi salah satu produk andalan kita ke sana, meskipun Brasil sama-sama penghasil kopi, kita harus tetap mempertahankan konsep daya saing," ujarnya.
Namun, untuk meningkatkan daya saing itu, lanjut Anton, pemerintah tidak hanya perlu menguatkan sisi komoditas, tetapi harus berbenah diri dalam memperbaiki transportasi dan Sumber Daya Manusia.
"Pemerintah diharapkan untuk berbenah diri dalam masalah transportasi agar perdagangan berjalan dengan lancar. Selain itu pemerintah harus memperbaiki sektor pendidikan agar SDM kita berkualitas dan berdaya saing. Kita juga harus mempertegas konsep daya saing karena kita adalah pasar besar," pungkasnya.
Sumber : detik.com
No comments:
Post a Comment