NEW YORK — Harga emas tadinya sempat diprediksi bakal tembus 2.000 dollar AS per troy ounce (setara dengan 31,1 gram). Ini lantaran tahun lalu, tepatnya bulan September, harga emas sudah mencapai 1.923,7 dollar AS.
Namun, harga emas justru merosot cukup signifikan beberapa hari terakhir seiring dengan larinya investor ke dollar AS dan obligasi, tepatnya tujuh bulan setelah Bank of America Corp menyatakan krisis Eropa akan mengantarkan emas ke harga rekor, yakni 2.000 dollar AS.
Sejumlah bank, seperti Goldman Sachs Group Inc, Morgan Stanley, dan Barclays Plc, menyarankan investor untuk melakukan aksi beli logam kuning ini pada bulan Desember 2011 dan Januari 2012.
Tetapi, sekarang kondisi berbeda, harga emas turun 10 persen dalam empat bulan hingga Mei. Sekalipun demikian, bank-bank itu memprediksi harga emas akan kembali naik tahun ini atau tahun depan bila Bank Sentral AS melonggarkan kebijakan moneternya dan mendevaluasi dollar AS.
Sejumlah investor tetap menyukai emas sekalipun kegagalan pemilu di Yunani mendorong nilai tukar euro ke posisi terendah dalam dua tahun terhadap dollar AS dan harga emas pun anjlok 21 persen pada Desember dari rekor 1.923,7 pada September.
Miliarder George Soros bahkan membeli lebih banyak emas pada kuartal I-2012 sebelum harganya merosot.
"Target 2.000 dollar AS telah bergerak jauh, tetapi itu masih dipegang," sebut John Stephenson dari First Asset Investment Management Inc, di Toronto.
John bahkan memprediksi harga emas akan mencapai 2.500 dollar AS dalam beberapa bulan ke depan.
"Kami akan melihat kelonggaran, dan itu akan mendorong emas lebih tinggi, tetapi kenyataannya kita ditahan sampai hasil pemilu Yunani," tambah dia.
Sumber : KOMPAS.com
No comments:
Post a Comment