JAKARTA - Kondisi perekonomian global yang tidak menentu tampaknya belum memungkinkan Indeks Harga Saham Gabungan menghijau di akhir bulan Mei ini, Kamis (31/5/2012). IHSG rawan terseret jebloknya performa buruk bursa Wall Street dan Eropa semalam.
Dow Jones Industrial Average (DJIA) ambles 1,28 persen ke 12.419,86. Indeks S&P 500 melempem 1,43 persen ke 1.313,32 dan Nasdaq jeblok 1,17 persen ke 2.837,36. Kondisi di Eropa serupa. Indeks FTSE 100 di London ditutup merosot 1,7 persen dan indeks DAX di Jerman turun 1,8 persen.
Perkembangan penanggulangan krisis utang di Uni Eropa semakin mencemaskan. Hasil poling di Yunani, misalnya, menunjukkan Partai Syriza yang menentang penghematan anggaran ala Uni Eropa memperoleh dukungan 30 persen pemilih di Yunani, unggul sekitar 3,5 persen atas partai pendukung dana talangan, Partai New Democracy.
Pada perdagangan kemarin, IHSG ditutup turun 1 poin (-0,02 persen) ke level 3.917,91 dengan jumlah transaksi sebanyak 6,5 juta lot atau setara Rp 3,6 triliun. Secara teknikal, meskipun ditutup turun, menurut tim riset eTrading Securities, secara candlestick IHSG mengalami kenaikan yang merupakan sinyal positif bagi IHSG di mana beberapa saham bluechip sudah mulai diakumulasi.
MACD Histogram sudah terlihat oversold dan stochastic fast sudah membentuk golden cross yang mengindikasikan sinyal rebound. Selain itu, jika IHSG mampu break dari resistance 3.960 yang menunjukkan rebound yang terjadi adalah konfirmasi reversal pattern. Pada perdagangan hari ini IHSG diperkirakan akan bergerak di kisaran 3.838-3.960 dengan kecenderungan melanjutkan kenaikannya dengan saham-saham yang dapat diperhatikan adalah ASII, BBRI, JSMR, INTP dan ITMG.
sumber : KOMPAS.com
No comments:
Post a Comment