Jakarta - Harga properti di Indonesia secara masih rendah di dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Pergerakan harga properti tergolong dinamis karena terus tumbuh ditopang permintaan yang tinggi.
"Indonesia propertinya masih rendah baru US$ 2.000 per m2. Singapura US$ 4.000 per m2, serta Hongkong US$ 12.000 per m2," ucap Candra Ciputra di Hotel Mulia Senayan, Jakarta, Kamis (31/5/2012)
Candra yang merupakan putra dari pengusaha properti kawakan yaitu Ciputra, mengatakan pasar properti Indonesia terus tumbuh seiring dengan laju ekonomi dalam negeri. Peminat properti bukan hanya hadir dari dalam tapi juga luar negeri. Hingga tak salah kini banyak anggapan, properti Indonesia sekarang beda.
"Indonesia sekarang beda dengan yang dulu. GDP Indonesia terus tumbuh bahkan termasuk kelompok yang tertinggi di dunia seperti China dan India. Bahkan sekarang kita mungkin GDP-nya sama dengan India," katanya.
Pertumbuhan pendapatan per kapita membawa industri properti kian melesat. "Dulu kita ketinggalan dalam GDP, karena 1/3 dari negara lain. Sekarang properti booming," jelas Candra.
Ia mencontohkan setiap suplai properti khususnya di Jakarta akan terserap pasar. Tidak hanya konsumen dalam negeri, para ekspatriat atau investor asing kini cenderung melirik aset properti.
"Kalau kita bandingkan, Singapura kini propertinya tengah menurun. Hongkong sebagai tempat berkumpulnya fund manager, kini di negara asalnya tengah mengalami krisis. Untuk pasar China, tidak terlalu besar di Hongkong karena China juga sedang mengalami penurunan ekonomi," tegasnya.
Candra yakin properti Indonesia terus tumbuh pada tahun mendatang. Saatnya tingkat harga properti dalam negeri berakselerasi dan menyamakan negara-negara lain.
Sumber : detik.com
No comments:
Post a Comment