Thursday, June 14, 2012

Krisis Yunani Bisa Menular Hingga ke Seluruh Dunia

Krisis Yunani Bisa Menular Hingga ke Seluruh Dunia
Jakarta - Investor meninggalkan sejenak surat utang Spanyol, Italia, dan bahkan Jerman empat hari sebelum pemilu Yunani diselenggarkan. Hasil dari pemilu itu diperkirakan bisa mempengaruhi situasi finansial, tak hanya di Eropa, tapi hingga ke seluruh dunia.

Apapun hasil pemilu nanti, apakah Yunani tetap berada di Uni Eropa atau sebaliknya, akan punya efek yang sangat besar terhadap kelangsungan ekonomi dunia.

The Associated Press membahas isu tersebut dan memprediksi bagaimana Yunani akan menentukan masa depan Uni Eropa dan tentunya masa depan ekonomi dunia juga, seperti dikutip, Kamis (14/6/2012).


Kekhawatiran terbesar
Investor khawatir warga Yunani akan memilih pemerintah baru yang bisa menolak dana bailout US$ 170 miliar. Dana itu sepakat diberikan jika Yunani melakukan penghematan dengan memotong anggaran. Jika kesepakatan batal, Yunani bisa dipastikan akan gagal bayar dan bangkrut.


Jika itu sampai terjadi, Yunani akan keluar dari Uni Eropa dan tak lagi memakai mata uang euro yang salam ini dipakai bersama 17 negara Eropa lainnya. Keluarnya Yunani dari Eropa akan membuat kekacauan.

Utang Yunani yang selama ini memakai mata uang euro akan menjadi lebih berat dan parah nilainya setelah kembali memakai mata uang lamanya, yaitu drachma. Bank, perusahaan dan investor yang memegang obligasi, juga para nasabah perbankan Yunani akan terkena kerugian yang sangat besar pada masa transasisi.


Negara lain ikut rugi
Jika Yunani sampai keluar dari Uni Eropa, negara lemah lainnya, seperti Portugal, bisa ikut jatuh. Hasilnya adalah kerugian yang lebih besar lagi diderita oleh kreditur dan debitur.


Sebaliknya, negara Eropa yang masih kuat seperti Jerman harus berkontribusi lebih banyak lagi untuk menjaga Uni Eropa tetap berdiri. Yang ditakutkan investor adalah beban utang Jerman menjadi naik akibat hal tersebut.


Skenario terburuk
Skenario yang paling ditakuti investor adalah terulangnya kejadian Wall Street setelah Lehman Brothers kolaps di tahun 2008, yaitu bank berhenti memberikan pinjaman kepada satu sama lain.


Itu bisa saja terjadi jika bank takut akan risiko yang tinggi di antara sesama akibat eksposur utang negara-negara Eropa. Bank-bank raksasa sangat terhubung dengan banyak bank kecil sehingga begitu hilang kepercayaan maka akan segera merambat ke seluruh dunia.

Jika sudah begitu, investor akan panik dan mulai menjual semua instrumen investasinya demi mengamankan portofolio.


Spanyol langsung tertular
Akhir pekan lalu, menteri-menteri keuangan negara Uni Eropa menawarkan bantuan dana US$ 125 miliar untuk memperkuat likuiditas perbankan Eropa. Bank-bank tersebut menderita kerugian yang cukup tinggi akibat kredit perumahan.


Dana bailout ini seharusnya bisa menenangkan investor menjelang pemilu Yunani. Ternyata, responnya sebaliknya, rencana ini pun gagal. Imbal hasil surat utang Spanyol pun terus menanjak.

Hal ini juga sudah menunjukkan bahwa investor sudah tidak percaya lagi kepada kebijakan yang diambil oleh Uni Eropa. Investor sudah takut duluan beban utang Spanyol akan naik akibat pinjaman baru tersebut.

Para pemegang obligasi Spanyol juga khawatir negara matador itu tidak mampu melunasi seluruh utangnya nanti, dan menjadi selanjutnya yang bangkrut setelah Yunani.

Sumber : detik.com

No comments:

Post a Comment