Hong Kong - Ide kreatif menjadi kunci seorang berhasil dalam berbisnis. Banyak ide-ide gila yang ternyata menjadi peluang baru dan menjadi bisnis yang menguntungkan.
Kini ada bisnis yang membuat abu orang mati menjadi berlian, dilakoni oleh perusahaan Algordanza asal Hong Hong. Berlian sintetis yang dipesan dan bisa dipakai oleh keluarga yang ditinggal sebagai kenang-kenangan.
Daya tarik produk Algordanza, setidaknya diakui oleh Eva Wu yang memiliki putra bernama Cornald yang meninggal pada usia 17 tahun akibat penyakit kanker langka PEComa. Eva yang merupakan ibu tunggal ini memiliki ikatan yang sangat dekat dengan sang putra.
Demi menjaga kedekatan dan ikatan batin di antara mereka, Eva kemudian mengubah abu jenazah Cornald menjadi berlian sintetis. "Saya merasa damai. Saya merasakan berada di dekatnya dan ini 100% dirinya," kata Wu sambil memandangi berlian di liontin salib yang mengalungi lehernya, seperti dikutip dari CNN (25/5/2012).
Rasa damai dan kenangan yang terus melekat di benak Eva Wu itu bisa tercipta berkat jasa Algordanza. Algordanza merupakan perusahaan Hong Kong ini sudah membuat 'berlian kenangan' sejak 2008. Berpusat di Swiss, nama Algordanza berasal dari bahasa daerah Romansh yang berarti kenangan.
Algordanza Hong Kong dipimpin oleh Scott Fong yang memiliki latar belakang insinyur. Fong berpikir, sepertinya ada cukup permintaan untuk jasa seperti ini setelah tantenya meninggal dunia pada 2007. Fong menemukan bahwa jasa ini masih belum ada di Hong Kong dan bisa jadi pilihan baru di luar pemakaman.
Proses pembuatan abu jadi berlian ini cukup sederhana. Algordanza mengirim 200 gram sisa kremasi ke laboratoriumnya yang berada di Swiss. Karbon dari abu tersebut kemudian disaring menjadi kemurnian 99% lebih dan disempurnakan menjadi grafit hitam berkilau.
Sebuah mesin kemudian mengaplikasi tekanan dan temperatur setara gunung berapi. Sembilan jam kemudian, sebuah berlian sintetis dengan semburat kebiruan tercipta. Semburat biru tersebut dihasilkan dari boron yang memang terkandung alami di dalam tubuh.
"Berlian ¼ karat dijual seharga US$ 3.000 (Rp 27,6 juta). Berlian terbesar yang pernah dibuat Algordanza yaitu 2 karat bernilai sekitar US$ 37.000 (Rp 340,4 juta)," kata Fong. Harga 'berlian kenangan' ini sangat kompetitif dengan biaya pemakaman di Hong Kong.
Menurut Food and Environmental Hygiene Department kota Hong Kong, harga pemakaman bervariasi. Mulai dari kisaran US$ 2.000 (Rp 18,4 juta) hingga US$ 200.000 (Rp 1,84 miliar) tergantung jenis peti jenazah yang dipilih.
Tanah juga termasuk barang langka di Hong Kong. Orang yang masih hidup saja mengeluhkan tingginya harga properti di sana. Apalagi harga untuk sepetak tanah makam di kota yang kekurangan lahan pemakaman ini. Pemerintah Hong Kong bahkan menerapkan peraturan, sebuah jenazah hanya boleh dikubur maksimal enam tahun sebelum akhirnya harus digali dan dikremasi.
"Pendapatan Algordanza telah berlipat ganda sejak kantor operasional Hong Kong dibuka pada 2008,” kata Fong. Tapi, budaya tradisional China menekankan bahwa membisniskan kematian itu tabu. Bahkan ayahnya, Bill menentang sejak awal merintis bisnisnya.
"Ayah bilang kalau semua lingkungan budaya China akan memotong leher saya untuk mengajukan ide seperti ini," kenang Fong. Tapi sang ayah kemudian menerima ide bisnisnya setelah menanyakan apakah generasi mendatang mau menjaga tradisi keluarga, seperti ritual tahunan berkunjung ke makam tetua. "Siapa yang akan menengok saya kalau begitu?" kata Fong menirukan sang ayah.
Ayah Fong meninggal dunia beberapa minggu lalu karena komplikasi dari kanker hati. Abu jenazahnya akan dibuat menjadi berlian dan dibagi ke empat anak-anaknya yang tinggal di berbagai penjuru dunia. Sementara bagi Eva Wu, reaksi keluarga terhadap keputusannya mengubah abu sang putra jadi berlian termasuk tenang.
"Mereka tahu ikatan batin dan kedekatan kami. Jika ini adalah cara yang bisa membuat saya bahagia dan nyaman, (mereka bilang) silakan saja," kata Wu.
Sumber : detik.com
No comments:
Post a Comment